MENULIS BUKU DARI KARYA ILMIAH
Pelatihan Menulis Menulis PGRI
Pertemuan ke : 4
Gelombang : 25
Tema : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah
Hari / tgl : Rabu, 25 Mei 2022
Pukul ; 19.00 WIB - selesai
Narasumber : Noralia Purwa Yunita, M. Pd
Moderator : Ibu Helwiyah
Mengawali menulis resume pada malam hari ini dengan bacaan "Bismillah" semoga lancar koneksi internetnya. Jaringan internet yang mati tiba-tiba karena hujan deras kadang menjadi kendala dalam menulis di media sosial seperto blog ini. Roti bluder asli Madiun adalah salah satu cemilan kesukaan saya yang menemani menulis resum malam ini. Air putih dan kadanga-kadang teh hangat juga mengiringi jari-jariku dalam menguntai kata demi kata untuk sebuah proses belajar menulis resume malan ini.
Saya jarag ngopi, mungkin karena tidak terbiasa. Jika terbiasa saya yakin akan ketagihan. Seperti kegiatan menulis malam ini. Saya biasakan agar ketagihan. Kebiasaan akan menjadi sebuah karakter yang melekat. mungkin itu yang harus dibangun seorang penulis agar terbiasa menulis dan menulis seperti makanan dan minuman, yang bila tidak melakukannya akan merasa ada yang kurang.
Pelatihan malam ini dipandu oleh moderator handal dari tim solid Om Jay yaitu ibu Helwiyah seorang guru SD di Jakarta Timur, menyebut para peserta sebagai sebutan PLN yang artinya singkatan dari Pegiat Literasui Nusantara. Malam ini disebut sebagai kuliah yang luar biasa. Agenda yang ditawarkan malam ini acara dibagi tiga sesi yaitu Pembukaan. paparan materi, tanya jawab dan penutup. OK ruang group WA sementara dikunci, dan pertanyaan bisa di lontarkan melalui no. WA ibu Ewi, panggilan dari moderator kita ibu Helwiyah.
Mengenalkan profil narasumber adalah pertama yang dilakukan oleh moderator. Nah inilah profilnya:
Ibu Noralia sebagai tim editor jurnal ilmu Gizi Universitas IVET Semarang, dari Kudus dan menetap di Semarang. Malam ini akan membagikan ilmunya tentang bagaimana menulis buku dari KTI dan bagaiman menulis artikel ilomiah untuk jurnal Nasional dari KTI.
SESI 1 : MENULIS BUKU DARI KTI
Mengapa harus buku?
Pertama, buku akan lebih bermakna dan bermanfaat karena buku akan bisa dibaca oleh siapapun. Dengan cara melalui penjualan buku kita maka sasaran pembaca akan lebih luas. Namun apabila masih berbentuk KTI maka hanya disimpan secara pribadi atau di dalam perpustakaan saja sehingga pembaca hanya terbatas dikalangan tertentu saja dimana buku itu berada. Bisa hanya warga sekolah saja karena ada di perpustakaan sekolah.
Kedua, apabila buku bisa terjual banyak maka akan mendatangkan keuntungan materi. Namun jika masih berupa KTI akan sulit diperjualbelikan.
Ketiga, buku akan memiliki jangkauan pembaca lebih luas dari pada KTI , KTI yang sudah dikonversi menjadi buku akan banyak diakses oleh orang yang membutuhkan, dampaknya penelitian yang sudah dilakukan akan diketahui oleh masyarakat luas.
Keempat, KTI menjadi buku dapat digunakan untuk pengajuan angka kredit bagi para guru ASN selain itu pint buku lumayan tinggi pada ketentuan angka kredit .inilah progres yang harus diraih oleh ASN untuk peningkatan profesionalisme.
Bagaimana caranya mengubah KTI menjadi buku?
Pertama, Mengubah judul KTI yang terkesan kaku dan ilmiah menjadi sebuah judul populer yang menarik minat pembaca dan eye coatching. Judul karya ilmiah versi buku hanya fokus pada objek penelitian. Materi, subjek, tempat penelitian dihilangkan.
Contoh:
EFEKTIVITAS SEM BERBASIS MIND MAP PADA MATA PELAJARAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MATERI POKOK REAKSI REDOKS
Diubah menjadi:
METODE SEM DALAM PEMBELAJARAN SAINS ABAD 21
Kedua, mengubah daftar isi. Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa
BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
BAB 2 landasan teori
Bab 3 metode penelitian yang berisi rumus2 statistika
Bab 4 hasil dan pembahasan
Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Namun ketika diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)
Bab 1 (Why) menjelaskan masalah umum pembelajaran sains, pentingnya metode pembelajaran yang menarik untuk siswa, alasan metode SEMMI dalam pembelajaran
Bab 2( APA) menjelaskan apa itu metode pembelajaran, metode SEMMI, karakteristik metode, pembelajaran sains abad 21
Bab 3,4,5, dan seterusnya ( How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya. Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.
Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi
2.1. hasil belajar
2.2. media pembelajaran
2.3. Modul
2.4. metode pembelajaran
2.5 pembelajaran SEMMI
Jika dikonversi menjadi
Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian media
3.2. jenis media
3.3. manfaat media
Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
Bab 4 mengenal modul
4.1.pengertian modul
4.2. karakteristik modul
4.3.sistematika modul
4.4. kelebihan modul
dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai…
Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, kita sudah dapat menuliskan/ mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah.
Ketiga, pada bab I karya ilmiah yang biasanya menuliskan tentang rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan hasil penelitian terkait. Ini semua harus dihapus ketika mengkonversinya menjadi buku.
Keempat, boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat.
Kelima, Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku harus berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.
Keenam, mengaitkan dengan kondisi terkini agar buku kita dapat mengikuti jaman. Sebagai contoh, judul diatas merupakan skripsi tahun 2011, namun ketika mengubahnya menjadi buku, maka mengaitkan dengan pembelajaran abad 21 yang lebih menekankan kepada 4C yaitu keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi dan kreativitas. Dengan demikian, buku yang dibuat dapat dijadikan salah satu alternatif solusi pembelajaran pada masa sekarang ini
Ketujuh, daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book,,atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya
Delapan, memberikan ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang dilakukan agar pembaca yakin bahwa kita benar-benar telah melakukan penelitian tersebut
Sembilan. karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit
Selanjutnya narasumber memberikan contoh perbedaan daftar isi skripsi asli dengan daftar isi skripsi setelah menjadi buku sebagai berikut:
SESI 2 : MENULIS ARTIKEL ILMIAH UNTUK JURNAL DARI KTI
Tulis artikel SESUAI DENGAN TEMPLATE JURNAL uang dituju. Biasanya ini yang tidak diperhatikan. Tiap jurnal pasti memiliki template yang berbeda. Jika artikel yang masuk tidak sesuai template, otomatis akan langsung ditolak oleh pengelola sebagus apapun penelitiannya.
Judul singkat, padat, jelas, dan tetap ilmiah. Hindari penggunaan singkatan pada judul dan kata kunci wajib disematkan dalam judul.
Baris kepemilikan artinya peneliti atau penulis artikel tersebut. Dalam hal ini yang benar-benar terlibat baik dalam hal perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian hingga pelaporan penelitian. Baris kepemilikan biasanya mencantumkan nama (tanpa gelar), instansi, jabatan akademik
Abstrak biasanya berisi tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan simpulan. Karena jumlah kata dalam abstrak sangatlah terbatas (panjang abstrak tiap jurnal berbeda), maka latar belakang masalah dan tinjauan Pustaka tidak perlu dimasukkan
Penulisan keyword pada abstrak, sebaiknya 3 sampai 5 KATA, dipisahkan ;, dan tanpa kata penghubung.
Pendahuluan berisi latar belakang masalah, sedikit tinjauan Pustaka, rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Pada bagian metode penelitian, hindari penulisan rumus statistika yang berlebihan. Bagian ini cukup berisi subyek penelitian, desain penelitian (dalam bentuk bagan), teknik pengambilan data, analisis data (tanpa rumus statistika). WAJIB ada juga sumber rujukan dari metode yang digunakan
Simpulan merupakan JAWABAN dari rumusan masalah yang diajukan dan ditulis dalam bentuk paragraf (bukan numerical). Namun tata cara penulisan tetap mengacu pada template yang ada pada jurnal yang dituju
catatav kesimpulan pertanyaan yang penting untuk dipahami:
boleh mengubah dari karya orang lain DENGAN CATATAN ijin dahulu dan menyematkan nama penulis KTI sebagai penulis buku. jika tidak disematkan nama penulis asli, masuknya tidak lagi Plagiarisme namun lebih kepada pencurian karya orang lain
Boleh dimasukkan opini penulis pada kelebihan dan kelemahan sehingga pembaca akan mengetahui sisi positif dan negatif dari pembelajaran yang ditawarkan. Selain itu, dapat juga diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh ahli dalam penelitian sejenis agar lebih memperkuat opini yang kita ajukan
Kalau dari aturan artikel untuk jurnal biasanya 7-8 tahun terakhir,, buku mungkin sama. Namun jika terpaksa lebih daripada itu, usahakan pembahasan buku dikaitkan dengan kondisi sekarang sehingga isi buku jauh lebih kekinian dan terbaru
Hipotesis tidak perlu dimasukkan Untuk hasil penelitian, dimasukkan dalam bentuk hasil secara global saja. Contoh pembelajaran dengan metode....telah penulis laksanakan di sekolah... Pada kelas.... Dan menghasilkan peningkatan hasil belajar sebesar... %.
Perbanyak pembahasan mengapa hasil sekian persen tersebut dapat dicapai dan jangan lupa berikan opini kita dan kaitkan dengan teori dari penelitian sejenis .
Daftar Pustaka yang dimasukkan HANYA daftar pustaka yang ada pada buku saja. Jadi pasti akan beda antara kedua daftar pustaka tersebut. Bisa dikurangi atau bertambah sesuai dengan isi dari buku yang ditulis. Tidak semua daftar pustaka pada KTI dimasukkan dalam buku.
Untuk pembuatan tabel yang mudah, harus paham terlebih dahulu variabel terikat dan bebas dari penelitian. Apa saja yang mau diukur dan data apa yang akan diambil. Contohnya untuk Data HASIL BELAJAR, maka nilai pengetahuan yang harus diambil datanya. Jadi terdapat kolom nama siswa, nilai pada siklus I, nilai pada siklus II, kenaikan nilai Dengan demikian pembaca akan lebih mudah membaca data, apakah ada perbedaan pada siklus I dan selanjutnya.
1. Dengan judul sama namun ada tambahan kata EDISI REVISI, maka nanti bisa diterbitkan ulang dan dapat ISBN baru
2. Diterbitkan dengan judul yang berbeda dari naskah sebelumnya
Objek penelitian dapat disematkan pada pembahasan tentang hasil penelitian dimana kalimat pengantarnya bisa sebagai berikut :Pada bab ini merupakan uraian hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di sekolah .... Pada kelas....
Namun tetap tidak berlebihan dalam memasukkan data penelitian dan hasil statistika penelitian
Semua KTI bisa dibukukan pak asal mengikuti aturan yang ada dan tidak asal ganti judul namun isi buku sama persis dengan KTI kita. Buku-buku tentang tutorial pembuatan media pembelajaran sekarang sedang diminati. Banyak gambar boleh, yang tidak disarankan adalah banyak diagram hasil analisis data.
Itulah intisari dari jawaban atas pertanyaan peserta pelatihan yang sangat penting untuk bekal penulisan karangan ilmiah pada jurnal. Semoga bermanfaat dan terimakasih kepada narasumber malam ini juga moderator malam ini semuanya hebat, semoga ilmunya barokah dan menjadi amal baik disisi Allah swt, Aamiin. Alhamdulillah.
Salam Literasi.
Komentar
Posting Komentar