Cinta Sejati

             

         



Sumber gambar : https://cdn2.boombastis.com/wp-content/uploads/2015/12/cinta-ibu.jpg






           CINTA SEJATI

          Oleh: Siti Kalimah

              "Bu....menurut ibu apakah saya meneruskan study lanjut atau cukup begini saja ibu?". Tanya Rossa kepada ibunya. 'Menurutku lebih baik kamu melanjutkan study saja nduk, mumpung ada kesempatan peluang untuk mendapatkan beasiswa. Tidak semua orang bisa mendapatkannya nduk, kamu beruntung bisa mendapatkannya, itu kesempatan emas. Biar aku yang menjaga anak-anakmu di rumah ketika kamu berjibaku dengan tugas-tugas belajarmu.... kelak akan berguna bagi masa depanmu nduk".  Tak terasa butiran air  mata Rossa  menggelinding  di pipinya jatuh menetes ke baju yang menempel di badannya...haru biru rasa hati Rossa mendengar jawaban ibunya yang tercinta. Ibu Rossa walaupun seorang yang tidak pernah sekolah formal dan tidak mempunyai ijazah seperti para ibu yang berkiprah di ruang publik dengan segudang ijazah dan gelar, namun hatinya seperti malaikat yang mampu memberi nasehar yang luar biasa kepada Rossa yang seorang guru berpendidikan tinggi dan berkesempatan mengambil study lanjut ke jenjang yang lebih tinggi.

                 Rossa bergegas bangkit dari duduknya yang berdampingan dengan ibunya. Sembari mengusap sisa-sisa air matanya dengan tissu, Rossa masuk kamar untuk mengganti baju seragamnya dengan baju harian.  "Aku harus bergegas mengurus semua persyaratan, termasuk administrasi. Restu ibuku adalah restu Allah swt. Doa ibuku mustajabah". Gumam Rossa dalam hatinya. .......Ibu saya mau makan nasi bu".....suara lantang anak kecil memanggil Rossa. "O...ya nak, sebentar saya ambilkan ya"..... Rossa menjawab anak laki-lakinya yang mendekatinya. tiba-tiba ibu Rossa datang sambil berkata. " Sini nak saya suapin nasi dengan lauk telor dadar kesukaannmu"  "Asyiiik nenek aku mau makan dengan nenek, ada telor dadar kesukaanku". Ridho girang.  ibu Rossa mendekati cucu laki--lakinya itu hendak menyuapi, sementara cucu laki-lakinya girang sambil meloncat-loncat karena senang. Begitulah  ibu Rossa selalu membantu Rosaa dalam suka dan duka, dalam kesulitan, dan selalu memberi dukungan spirit dalam kelelahan Rossa. 'ibu....huk...huk"....Rossa tiba-tiba mengeluarkan linangan air mata membasahi bajunya.  Lagi-lagi menangis, merasakan betapa ibunya sangat tulus mencintainya dan mendampinginya. Rossa tidak merasakan kurang sedikitpun kasih sayang ibunya, merasakan begitu tulus. Seperti air telaga yang sangat sejuk dalam memberinya naungan kehidupan.

                Ujian Tesis menjelang. Rossa meminta doa restu kepadaa ibunya untuk menghadapi malaikat-malaikat penguji yang sangar dan menakutkan. Bukan dari segi fisiknya namun segi keilmuannya yang tentu akan membantainya di ruang sidang. "Rossa, berdoalah kepada Allah swt agar semua kesulitan yang kamu hadapi terselesaikan dan diberi kemudahan oleh Allah. Jangan kamu merasa takut, semua itu sama hanyalah manusia. Sedang yang menguasai  hati manusia itu hanyalah Allah, saya selalu mendoakanmu agar kamu lulus melewati jalan yang meski kamu lewati, mendapatkan kemudahan lancar selancar jalan tol". itulan harapan dan doa ibunya Rossa

                Munaqossah telah berlalu, Rossa bahagia, bercampur haru karena pada akhir studynya mendapatkan nilai A+. Itu semua berkat doa dan ridho ibunya. "Alhamdulillah Rossa kamu telah selesai belajar. Kini mulailah mengatur waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Untuk apa ilmu kamu dapatkan apabila tidak membuatmu semakin takut kepada Allah swt". saran ibunya. "Ya ibu, terimakasih atas semua oengorbanan ibu selama ini baik moril maupun materil dan tenaga untuk mengantarkan aku kepada seorang yang berkesempatan untuk mendapatkan ilmu yang lebih tinggi. Jasamu  tidak akan bisa ditukar dengan apapun kecuali berbakti kepamu ibu".

            Rasanya apapun yang dialami Rossa tidak ada yang lebih tulus kecuali pengorbanan ibunya. Sering rossa menangis terharu. Ibunya hanyalah seorang yang lemah dan tidak pandai namun spirit perjuangan doa dan nasehat serta rengkuhannya dikala Rossa terpuruk adalah bagaikan sang pemberi kesejukan jiwa dan ketenangan hati, dan tidak bisa tergantikan oleh siapapun. "Ibu..... dalam menghadapi segala rona kehidupan hanya kaulah yang menjadi bagian dalam menyelesaikannya. Dengan kehangatan cinta dan kasih sayangmu yang tulus, aku bisa berdiri tegak menghadapi gelombang kehidupan yang berliku bagaikan benang  ruwet, namun bisa terurai karena kekuatan spiritmu". tamgis Rossa dalam doanya. Ibu adalah segala-galanya bagi Rossa.  


 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CEK NAMAMU DI GURU PENGGERAK A10 DAN A11 2023