KURIKULUM PARADIGMA BARU PULIHKAN PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI
KURIKULUM PARADIGMA BARU PULIHKAN PEMBELAJARAN PASCA PANDEMI
Oleh: Siti Kalimah
Sumber Gambar: http://dwcorp.blogspot.com/2015/09/posisi-kurikulum-dan-guru-dalam.html
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi akan menerapkan Kurikulum Paradigma Baru sebagai penyempurnaan dari K-13. Kurikulum Paradigma Baru ini mulai tahun 2022 akan diberlakukan secara terbatas pada seluruh sekolah penggerak yang ada di Indonesia. Implementasi Kurikulum Paradigma Baru pada sekolah penggerak ini berdasarkan SK Badan Penelitian Pengembangan dan Perbukukuan Nomor 028/H/KU/2021 dan 029/H/KU/2021 tentang penerapan Capaian Pembelajaran pada Sekolah Penggerak SD, SMP, SMA, dan SMK. Pada akhirnya nanti direncanakan akan diterapkan pada seluruh satuan pendidikan yang ada di Indonesia.
Seperti diketahui selama ini Indonesia telah memberlakukan beberapa kurikulum dalam pembelajaran di sekolah. Diantaranya adalah kurikulum 1964, Kurikulum 1975, kurikulu 1994, Kurikulum 2004 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan kurikulum 2006 (KTSP). Kurikulum terakhir yang digunakan dan berlaku sampai sekarang adalah kurikulum 2013 atau yang lebih populer dengan sebutan K-13.
K-13 ini mulai diberlakukan semenjak Menteri Pendidikan Nasional dijabat oleh Bapak Muhammad Nuh, dilanjutkan oleh Bapak Anis Baswedan, Bapak Muhajir Efendi, dan terakhir Mas Menteri Nadiem Makarim. K-13 masih senantiasa menjadi acuan dalam pelaksanaan pembelajaran di satuan pendidikan. Hal ini menepis anggapan bahwa kurikulum itu berganti-ganti seiring dengan pergantian pejabat pemangku kebijakan. Di sini Mas Nadim Makarim hanya menyempurnakan saja.
Kurikulum
paradigma baru disebut juga dengan kurikulum prototipe. Kurikulum ini sebagai
alternatif pemulihan pembelajaran pasca pandemi Covid-19. Peristiwa pandemi
telah memaksa pembelajaran di Indonesia menjadi berubah. Dari pembelajaran
luring (tatap muka) menjadi pembelajaran daring (on line). Lamanya
pembelajaran on line membuat peserta didik telah mengalami learning loss yaitu
menurunnya semangat peserta didik dalam pembelajaran sehingga berdampak pada kemampuan
belajar yang menurun. Siswa juga harus beradaptasi dalam pembelajaran yang akan
dating. Hal ini tentu menjadi tugas pemerintah, sekolah, dan guru secara
kolaboratif untuk terus berupaya mengatasinya.
Bertolak
dari pernyataan di atas, maka pemerintah saat ini telah menerapkan kurikulum paradigma baru sebagai pembaharuan
dari K-13 yang disempurnakan. Adapun pembaharuan itu meliputi struktur
kurikulum terdiri atas kegiatan intrakurikuler seperti pembelajaran tatap muka
bersama guru serta pengerjaan proyek. Sekolah juga diberikan kebebasan dalam
mengembangkan program kerja tambahan guna mengembangkan kompetensi siswa sesuai
dengan visi misi serta sarana dan prasarana yang ada di sekolah itu. Dalam mengembangkan
Standar Isi, Standar Proses, serta Standar Penilaian, Capaian Pembelajaran, dan
Prinsip Pembelajaran serta Asesmen Pembelajaran harus mengacu pada Profil
Pelajar Pancasila.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan keterampilan, pengetahuan, serta sikap yang
menjadi satu kesatuan sebagai proses berkelanjutan untuk membangun kompetensi
yang utuh. Oleh karena itu dalam membuat
dan mengembangkan asesmen pembelajaran mesti mengacu pada capaian pembelajaran
yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan tematik yang selama ini
hanya dilakukan pada jenjang SD saja, pada kurikulum baru diperbolehkan untuk
dilakukan pada jenjang pendidikan lainnya. Dengan demikian pada jenjang SD
kelas IV, V, dan VI tidak harus menggunakan pendekatan tematik dalam
pembelajaran, atau dengan kata lain sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran
berbasis mata pelajaran.
Dari aspek jam pelajaran,
jika seselama ini kurikulum 2013 menggunakan jumlah jam pelajaran per minggu,
namun pada kurikulum paradigma baru ditetapkan per tahun. Dengan begitu, setiap
sekolah dapat mengatur pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan mudah. Mata
pelajaran yang tidak diajarkan ketika semester ganjil bisa diajarkan ketika
semester genap atau sebaliknya. Yang terpenting, jam pelajaran pertahun
tersebut terlaksana. Sebagai
contoh Mata pelajaran PAI dan BP di
kelas VII boleh diajarkan pada semester ganjil dan tidak diajarkan lagi pada
semester genap. Sebaliknya mata pelajaran PAI dan BP kelas VIII hanya diajarkan pada semester
ganjil. Sepanjang jam pelajaran pertahunnya dipenuhi hal ini dibenarkan.
Dari
sisi model pembelajara, sekolah diberikan keleluasan untuk menerapkan model
pembelajaran kolaboratif antar mata pelajaran dan membuat asesmen lintas mata
pelajaran. Untuk siswa tingkat SD, paling sedikit bisa melakukan dua kali
penilaian proyek dalam satu tahun pelajaran, sedangkan untuk tingkat SMP, SMA,
dan sederajat melakukan tiga kali penilaian proyek dalam satu tahun pelajaran.
Hal ini dilakukan untuk menguatkan Profil Pelajar Pancasila.
Pada kurikulum 2013 mata pelajaran TIK ini dihilangkan, namun
pada kurikulum paradigma baru mata pelajaran ini kembali diajarkan mulai dari
jenjang SMP. Jika sekolah tidak memiliki sarana dan prasarana informatika, maka
bisa menerapkan mata pelajaran menggunakan buku pembelajaran informatika yang
mudah digunakan dan dipahami oleh guru maupun siswa. Hal ini dalam rangka
menuningkatkan kompetensi peserta didik
dalam menguasai teknologi yang saat ini digalakkan pembelajaran digital
untuk mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi sebagai
akibat globalisasi.
Khusus mata pelajaran IPA dan IPS, pada k-13 yang dahulu mata
pelajaran IPA dan IPS berdiri sendiri, namun dalam kurikulum paradigma baru
tentang sekolah dasar kelas 4 sampai kelas 6 mata pelajaran ini digabung
menjadi Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS). Hal ini dilakukan agar siswa jadi
lebih siap mengikuti mata pelajaran IPA dan IPS yang dipisah di jenjang SMP. Untuk itu guru harus bersiap dalam
menyesuaikan pembaharuan ini.
Pembaharuan menjadi Kurikulum paradigma baru 2022 ini diberlakukan
dalam rangka mengatasi learning loss yang terjadi dalam
dunia pendidikan dengan harapan terjadi perubahan yang baik di masa yang akan
datang. Sebagai guru dan sekolah tentu harus melakukan upaya terbaik dengan
bekerja sama, bersinergi, dan mengembangkan atau menumbuhkan kegiatan
pembelajaran lebih efektif, inovatif, aktif, dan berpusat pada peserta didik. (kejarcita.id).
Sumber: https://blog.kejarcita.id/mengenal-kurikulum-prototipe-2022-apa-yang-berubah/
Adapun inovasi istilah dalam
kurikulum 2022 mencakup: Capaian Pembelajaran (CP). CP sebagai pengganti
KI dan KD dalam kurikulum 2013. pengintegrasian antara segi pengetahuan, ketrampilan dan
sikap sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan
sehingga dapat membangun kompetensi yang utuh. Capaian
Pembelajaran Setiap Fase: Deskripsi yang mencakup pengetahuan, keterampilan,
serta kompetensi umum. Selanjutnya diturunkan menjadi capaian pembelajaran
menurut elemen yang dipetakan menurut perkembangan siswa.
Pembagian fase dalam CP dapat
digambarkan sebagai berikut: 1) Fase A : Pada umumnya SD Kelas 1-2, 2)
Fase B : Pada umumnya SD Kelas 3-4, 3) Fase C : Pada umumnya SD
Kelas 5-6, 4) Fase D : Pada umumnya SMP Kelas 7-9, 5) Fase E : Pada
umumnya SMA Kelas 10, 2) Fase B : Pada umumnya usía mental (±8 tahun), 3)
Fase C : Pada umumnya usia mental (±8 tahun), 4) Fase D : Pada
umumnya usía mental (±9 tahun), 5) Fase E : Pada umumnya usía mental (±10
tahun), 6) Fase F : Pada umumnya usía mental (±10 tahun), Untuk SLB CP
didasarkan pada usía mental yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen.
Pembagian fase dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Fase A : Pada
umumnya usía mental (≤7 tahun), 2) Fase B : Pada umumnya usía mental (±8
tahun, 3) Fase C : Pada umumnya usia mental (±8 tahun), 4) Fase D :
Pada umumnya usía mental (±9 tahun), 5) Fase E : Pada umumnya usía mental
(±10 tahun), 6) Fase F : Pada umumnya usía mental (±10 tahun).
Modul ajar
seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), namun dilengkapi dengan
berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas siswa, dan asesmen untuk
mengecek apakah tujuan pembelajaran dicapai siswa. Intinya, modul ajar tersebut
memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding RPP.
Teaching at the Right
Level (TaRL) adalah sebuah pendekatan
belajar yang mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik.
Teaching at the right level adalah proses intervensi yang harus dilakukan guru
dengan memberikan masukan pembelajaran yang relevan dan spesifik untuk
menjembatani perbedaan yang ditemukan. Teaching at the Right Level
(TaRL) yang memungkinkan anak-anak memperoleh keterampilan dasar, seperti
membaca dan berhitung dengan cepat. Tanpa memandang usia atau kelas, pengajaran
dimulai pada tingkat anak. Inilah yang dimaksud dengan “Mengajar pada Tingkat
yang Benar”. Metode TaRL yang dikembangkan oleh Pratham pada awalnya
dirancang dengan mengingat anak-anak yang telah mencapai sekolah Dasar Kelas
III, IV atau V tetapi masih belum menguasai keterampilan dasar. Fokusnya adalah
membantu anak-anak dengan dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri, serta
keterampilan berhitung.
Alur Tujuan
Pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara
sistematis dan logis, menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu
fase. alur tujuan pembelajaran (ATP) memiliki fungsi yang sama dengan silabus,
yaitu sebagai acuan perencanaan pembelajaran. Selain itu, ATP sebagai panduan
guru dan siswa untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir fase tersebut.
Profil
Pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan menunjukkan karakter dan
kompetensi yang diharapkan diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila
peserta didik dan para pemangku kepentingan. Profil Pelajar Pancasila terdiri
dari enam dimensi, diantaranya: (1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan Berakhlak Mulia, (2) Berkebinekaan Global, (3) Mandiri, (4) Bergotong
royong, (5) Bernalar kritis, dan (6) Kreatif.
Demikian
sekelumit bahasan tentang kurikulum paradikma baru. Sebagus kurikulum yang dirancang semua akan tergantung pada
implementasinya dalam lapangan. Artinya semua itu terkait dengan kualitas
sumber daya manusianya dan juga sarana-prasarana penunjangnya, dan perangkat
yang lain yang mendukung sehingga
kurikulum tersebut bisa diterapkan secara maksimal dan akan menghasilkan
peribahan yang sesuai dengan tujuan.
Mantap bana bu
BalasHapusAlhamdulillah, ilmu dari pak alee....semoga bisa mengikuti jejak pak alee yang luar biasa.
HapusSubhanallah Bu kalimah maju ke depan... selangkah tentang kurikulum prototipe..bagussss
BalasHapusThank you bu Mila, mencoba belajar dan memahami kurikulum 2022 yang lagi jadi Hot Topic dalam dunia pendidikan.
Hapus